Showing posts with label Motivation Files. Show all posts
Showing posts with label Motivation Files. Show all posts

Thursday, January 8, 2009

Sudahkah Anda Menghargai Karyawan Anda ?

Sebagai seorang pemimpin ataupun business owner, coba Anda berhenti sejenak untuk mengingat kembali saat terakhir kali Anda menghargai para karyawan Anda. Apakah Anda tipe pemimpin yang setiap saat menghargai kerja keras dan disiplin dari para karyawan Anda?, atau apakah Anda hanyalah tipe pemimpin yang berprinsip bahwa Anda sudah membayar karyawan Anda sesuai perjanjian kerja, jadi tidak penting lagi untuk dihargai melebihi dari apa yang telah Anda keluarkan buat mereka?.

Pemimpin yang cerdas, akan selalu melakukan banyak hal dan bertindak lebih jauh untuk membuat hidup orang lain menjadi lebih penting dari sekedar seorang pekerja pencari gaji. Dia adalah seorang pemimpin yang menghormati dan menghargai para karyawannya dengan kata-kata dan tindakan yang membuat mereka semua menjadi nyaman, bersemangat, dan berenergi.

Dia juga seorang pemimpin yang berprinsip bahwa keberhasilan organisasi disebabkan oleh kerja keras dan kolaborasi jitu antara pimpinan dan karyawan, dan semua itu terjadi melalui proses kerja dengan mind set positif, dan tanpa ada rasa ganjalan di hati dan dipikiran mereka semua. Sebagai rasa hormat atas prestasi dan dedikasi dari para karyawannya, ia juga tidak akan pernah ragu untuk memberikan penghargaan terbaik buat semua orang.
Dia seorang pemimpin yang secara pasti akan menghargai setiap upaya dan kerja keras para karyawannya dengan perhatian yang wajar dan memenuhi kebutuhan hidup dari para karyawannya.

Orang bekerja pada dasarnya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, baik itu kebutuhan ekonomi maupun kebutuhan spiritualnya. Semua kebutuhan hidup pada zaman sekarang ini haruslah didasari oleh uang, tanpa ada uang, bagaimana mungkin seseorang mampu melanjutkan kehidupannya di atas planet bumi ini secara normal dan wajar. Seseorang yang datang melamar kerja untuk menjadi karyawan Anda, pada umumnya untuk mencari solusi buat kelanjutan kehidupan mereka yang normal dan wajar. Bayangkan sejenak, semua aspek kehidupan hari ini adalah uang, dan tanpa memiliki uang bagaimana cara membayar tagihan hidup yang harus keluar setiap bulan, bagaimana cara membiayai keluarga, bagaimana bertahan hidup, dan bagaimana bisa berpikir jernih dan positif.

Pemimpin yang cerdas pasti memahami tujuan dan latar belakang kehadiran para karyawannya dalam semangat kolaborasi untuk menghasilkan prestasi terbaik buat organisasi dan diri mereka masing - masing, agar kehidupan ekonomi dan spiritual mereka menjadi lebih baik dari hari ke hari. Pemimpin yang baik tidak akan membiarkan para karyawannya hidup dalam kecemasan dan ketidakpastian, dia akan selalu berusaha membangun budaya hidup yang sederhana dan bersyukur atas apa yang ada sekarang, sambil memotivasi dan menyuntikkan energi segar ke dalam jiwa dan pikiran para karyawannya untuk bisa menjaga semangat dan motivasi kerja yang tinggi.

Sudah menjadi hal yang wajar bila pemimpin memberikan pujian, perhatian, rasa terima kasih, penghargaan, dan benefit lainnya kepada para karyawannya, yang telah secara bersungguh - sungguh menunjukan etika, moral, dan sikap positif melalui kerja keras yang efektif, efisien, produktif, kreatif, dan sinergik. Karyawan juga harus memiliki kesadaran tinggi untuk selalu berpikir positif dan tanpa pamrih, sebisa mungkin hilangkan pola pikir “take and give”, dan ciptakan pola pikir give..give….and give. Sebab memberi potensi dan bakat pribadi lebih banyak kepada perusahaan tanpa hitung-hitungan, akan membangun kualitas mental positif yang andal dan bermanfaat untuk dikemudian waktu buat kesuksesan Anda. Jadi jangan selalu berpikir untuk “take and give”, but just think to give anythink you can give to your company.

Pemimpin yang baik akan berjuang keras untuk menjaga dan merawat pekerjaan yang sedang mereka kerjakan secara bijaksana dengan mengendalikan semua potensi risiko yang melekat bersama bisnis perusahaannya. Dia seorang pemimpin yang sadar akan ketidakabadian dalam dunia bisnis, dan dia akan sangat peduli kepada perubahan yang membawa manfaat buat semua orang di tempat kerjanya. Tentu saja dia juga sangat peduli kepada nasib semua karyawannya, sebab dia adalah seorang pemimpin yang sangat menghargai karyawannya atas semua usaha dan kerja keras mereka membantu dirinya dalam mengarahkan perusahaan menuju kinerja terbaik. Bila dia gagal mengelola risiko - risiko yang ada, maka mungkin saja dampaknya kepada pengurangan jumlah karyawan yang ada, dan ini akan menimbulkan penderitaan buat para karyawan yang terpaksa harus tersingkir akibat pengelolaan perusahaan yang kurang cerdas.

Sudahkah Anda menghargai karyawan Anda? merupakan sebuah tulisan yang bermaksud membuka hati dan pikiran para pemimpin ataupun business owner untuk lebih peduli kepada masa depan para karyawan, antara lain melalui kepemimpinan yang memperhatikan semua aspek keberadaan sumber daya manusia perusahaan secara utuh, dan sekaligus menjaga operasional perusahaan melalui pengendalian atas semua risiko sejak dini, agar tidak merugikan perusahaan dan karyawan. Keberadaan karyawan Anda di kantor Anda adalah dengan segala harapan untuk mendapatkan kehidupan dan prestasi hidup yang lebih baik. Sebagai pemimpin, Anda memiliki tanggung jawab moral yang besar untuk bisa mewujudkan semua harapan dari para karyawan Anda. Semoga saja Anda adalah seorang pemimpin yang visioner, yang selalu menginginkan hari esok menjadi lebih baik buat semua orang. Dan, Anda sendiri adalah seorang pejuang sejati, yang mampu menghadirkan sukses buat semua karyawan dan stakeholders Anda yang lainnya.

Sumber: http://djajendra.blog.co.uk

Monday, July 21, 2008

Mulailah Memberi......

Bila tak seorang pun berbelas kasih pada kesulitan anda.

Atau, tak ada yang mau merayakan keberhasilan anda.

Atau tak seorang pun bersedia mendengarkan, memandang,

memperhatikan apa pun pada diri anda.

Jangan masukkan ke dalam hati.



Manusia selalu disibukkan oleh urusannya sendiri.

Manusia kebanyakan mendahulukan kepentingannya sendiri.

Anda tak perlu memasukkan itu ke dalam hati.

Karena hanya akan menyesakkan dan membebani langkah anda.



Ringankan hidup anda dengan memberi pada orang lain.

Semakin banyak anda memberi semakin mudah anda memikul
hidup ini.

Berdirilah di depan jendela, pandanglah
keluar.

Tanyakan pada diri sendiri, apa yang bisa anda
berikan pada dunia ini.

Pasti ada alasan kuat mengapa anda hadir di sini.

Bukan untuk merengek atau meminta dunia menyanjung anda.


Keberadaan anda bukan untuk kesia-siaan.

Bahkan seekor cacing pun dihidupkan untuk menggemburkan tanah.

Dan,

sebongkah batu dipadatkan untuk menahan gunung.

Alangkah hebatnya anda dengan segala kekuatan yang tak dimiliki siapapun untuk mengubah dunia.

Itu hanya terwujud bila anda mau memberikannya.



Selamat memberi..





BRAVO EPS

Monday, April 28, 2008

Memotivasi Orang Lain

Motivasi adalah dorongan untuk mencapai tujuan tertentu. Dorongan itu bisa saja berbentuk: antusiasme, harapan dan semangat. Semua yang kita lakukan setiap hari senantiasa dibayangi oleh adanya motivasi. Misalnya, seorang karyawan yang bekerja tentu saja memiliki motivasi bekerja, begitu pula seorang atlet memiliki motivasi bertanding, seorang pelajar dengan motivasi belajar, dan lain sebagainya.

Motivasi ibarat api di dalam pikiran seseorang yang terkadang besar membara kadang juga redup, tergantung kondisi mentalnya. Jika seseorang ingin menggapai kesuksesan, motivasi adalah panas api yang harus dijaga jangan sampai padam, karena padamnya motivasi berarti kehilangan bahan bakar untuk menggerakkan mesin tubuh ini untuk menggapai tujuan. Memberikan motivasi adalah menyalakan kembali api motivasi di dalam diri seseorang supaya kembali bersemangat, memiliki keberanian dan pantang menyerah untuk melakukan sesuatu dengan cara tertentu. Kemampuan untuk memberikan motivasi adalah adalah sebuah keterampilan yang bisa dipelajari oleh siapa saja, seorang ibu rumah tangga, mahasiswa, manajer, dan tentu saja pemimpin.

Manusia ibarat sebuah gunung es yang tertutup oleh samudra, yang terkadang perlu diingatkan bahwa yang kadang terlihat hanya kekurangan (potongan es di atas air), namun keunggulannya tidak kelihatan karena masih di bawah permukaan air. Salah satu cara memperlihatkan potongan es yang besar itu adalah memberikan motivasi kepada orang tersebut.

Kebutuhan Manusia

Teori Maslow merupakan teori populer yang menggambarkan hierarki kebutuhan manusia yang berbeda-beda. Dengan mengetahui jenjang kebutuhan seseorang, motivator merumuskan bentuk-bentuk motivasi yang sesuai dan lebih terfokus kepada tingkatan kebutuhan dari seseorang.

Di jenjang paling bawah, motivasi berbentuk materi seperti: rumah, makanan, uang, dan sebagainya. Di jenjang berikutnya, motivasi tidak lagi berupa materi tetapi berupa perasaan, penghargaan dan kesempatan berkarya. Oleh karena itu, teori ini menjelaskan bahwa materi merupakan faktor mendasar yang mutlak ada sebelum munculnya kebutuhan-kebutuhan yang lain yang sifatnya nonmateri. Dengan demikian, motivasi dapat berbentuk dua hal, yaitu materi dan nonmateri.

Hal-hal yang Perlu Diketahui sebelum Memotivasi Orang Lain

Untuk menjadi seorang motivator, dibutuhkan penciptaan terus-menerus dan bukan berasal dari kelahiran seseorang. Di bawah ini adalah hal-hal dasar yang layak dipahami oleh seorang motivator:

Motivasi kepada diri sendiri

Memotivasi diri sendiri adalah hal yang pokok sebelum kita memotivasi orang lain. Kita harus menciptakan suasana dan keteladanan yang dapat menjadi bahan bakar kita untuk mulai membakar orang lain. Para motivator ulung adalah orang-orang yang dihormati atas keberhasilan mereka sebelumnya.

Di dalam bukunya Successful Motivation in a week, Harvey memberikan pelajaran selama seminggu belajar motivasi diri sendiri dan orang lain secara praktikal. Harvey menyebutkan bahwa calon-calon motivator memiliki sifat-sifat sebagai berikut:

· Positif

· Rasa berterima kasih kepada orang-orang terbaik yang bekerja bersama kita

· Menyadari pentingnya harga diri

Kecerdasan emosi

Pada umumnya motivasi disampaikan lewat komunikasi lisan antarmotivator dengan orang lain, yang mengharuskan motivator memiliki kecerdasan emosi yang baik karena kecerdasan emosi adalah dasar untuk berkomunikasi baik dengan diri sendiri maupun orang lain. Kecerdasan emosi mencakup pengelolaan emosi diri sendiri maupun orang lain.

Empati

Empati adalah menempatkan diri seolah-olah menjadi seperti orang lain. Perlu disadari bahwa sesungguhnya motivasi hanya bekerja di luar, api motivasi sebenarnya berada di dalam diri masing-masing. Oleh karena itu dengan berusaha menempatkan diri menjadi orang lain, ide-ide untuk memotivasi orang akan menjadi lebih tajam karena kita melihat dengan kacamata orang tersebut bukan dengan kacamata kita sendiri.

Dalil-dalil sebagai Motivator

McGinnis memberikan 12 kunci prinsip yang merupakan rahasia pemotivasian yang perlu dipahami sebagai seorang motivator:

1. Harapkanlah yang terbaik dari orang yang Anda pimpin

Sebagai seorang motivator, Anda harus membantu orang-orang untuk mencapai keberhasilan sehingga mereka dapat memberikan yang terbaik kepada Anda. Sebagai manajer misalnya, Anda senantiasa mendorong staf Anda untuk menambah pengetahuan dan keterampilan supaya mereka dapat memberikan performa yang terbaik di pekerjaan mereka, dengan demikian tujuan bersama bisa tercapai. Selain meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, Anda juga selalu mengingatkan bahwa mereka memiliki potensi tersembunyi dan keinginan untuk melihat mereka berhasil.

2. Pelajarilah secara mendalam apa yang dibutuhkan orang

Prinsip ini merupakan prinsip pendahuluan di mana rencana motivasi yang baik haruslah dirancang dengan melihat keinginan/hasrat mereka saat ini dan bukan berdasarkan rencana motivator itu sendiri. Jangan mengganggap bahwa orang lain memiliki kebutuhan yang sama dengan Anda.

3. Menetapkan standar keunggulan yang tinggi

Menetapkan standar keunggulan yang tinggi berarti mendorong seseorang untuk mencapai target atau nilai tertentu, misalnya catatan waktu bagi seorang atlet renang, volume sales untuk Manajer Sales, dan lain sebagainya. Standar keunggulan juga merupakan budaya/kebiasaaan yang menjunjung tinggi prestasi tertentu, misalnya kualitas, rekor, inovasi, dan sebagainya. Memiliki keunggulan yang tinggi merupakan kebanggaan tersendiri bagi seseorang yang mampu meraihnya.

4. Ciptakan suasana di mana kegagalan bukanlah sesuatu yang fatal

Motivator yang tulus akan selalu mengingatkan bahwa kegagalan bukan berarti akhir dari segalanya. Tidak ada manusia yang tidak pernah gagal tetapi hanya sedikit yang mampu bangkit dari kegagalannya dan merekalah yang mencapai keberhasilan. Kegagalan adalah pengalaman yang akan membentuk kesuksesan. Seorang motivator tidak akan mengumumkan kegagalan seseorang tetapi hanya keberhasilan yang dicapai.

Motivator dapat memberikan contoh-contoh orang berhasil di dunia yang melalui berkali-kali kegagalan, di antaranya : Thomas Alva Edison, Abraham Lincoln, Winston Churcill, Soekarno, dan lain-lain.

5. Jika Anda mengharapkan seseorang untuk melakukan apa yang Anda inginkan, maka topanglah rencananya yang mengarah ke tujuan itu.

Prinsip 5 ini mengajarkan seorang motivator yang senantiasa mendukung orang lain untuk melakukan apa yang si motivator tersebut inginkan. Prinsip 5 ini cukup kontroversial karena seakan-akan kita memperalat seseorang, akan tetapi di baliknya tidaklah demikian. Sebagai contoh adalah seorang ayah yang menghendaki anaknya menjadi seorang petenis profesional, berjuang sejak anaknya masih kecil. Sang ayah sebagai motivator memancing minat dan menggali bakat tenis dari anaknya sendiri, menemaninya berlatih dan bertanding terus-menerus sampai anaknya berhasil menjadi petenis profesional. Tidak hanya itu, ia juga mendorong dan membesarkan hati anak-anaknya dalam mengejar berbagai sasaran setingi mungkin, dan yang bisa melakukan motivasi sesuai dengan cita-cita anaknya, maka hal itu di kemudian akan memberi arti yang sangat penting bagi kehidupan anak-anaknya (McGinnins).

6. Pakailah keteladanan untuk merangsang keberhasilan

Untuk membujuk seseorang melakukan sesuatu, menuntut kita sendiri yang harus memberi contoh agar dia melakukannya. Cerita mengenai kerja keras dan keberhasilan dapat membuat seseorang menjadi yakin karena cerita-cerita tersebut langsung mengena ke hati yang menggetarkan perasaan dan mengubah sikap kita.

7. Kenalilah dan berikan pujian atas prestasi

Sebuah pujian adalah penguatan secara positif dalam psikologi. Berikanlah pujian secara langsung dan dapat diketahui juga oleh orang banyak. Carnegie sebagai seorang motivator manusia mengatakan manusia adalah makhluk yang haus akan pujian atas prestasi mereka.

8. Pergunakanlah perpaduan antara pergulatan yang positif dan pergulatan yang negatif.

Pergulatan negatif adalah pujian, penghargaan, kasih dan lain-lain sedangkan pergulatan negatif adalah teguran, hukuman, amarah, dan lain-lain. Kedua pergulatan ini adalah dua hal yang saling bertolak belakang tetapi sama-sama merupakan cara untuk memotivasi orang. Seorang motivator harus jeli melihat kapan menggunakan pergulatan negatif atau positif untuk memotivasi orang. Dalam situasi tertentu, motivator bisa saja bertindak keras, tetapi selalu bertindak adil sehingga seseorang bisa memahami nilai-nilai yang ingin ditanamkan dan tidak asal melihat hukumannya saja. Secara keseluruhan, McGinnis menganjurkan lebih banyak pujian dibandingkan hukuman.

9. Sesekali ciptakan hasrat untuk bersaing

Persaingan tidak terlalu efektif jika terus-menerus dilakukan karena bisa menciptakan perasaan dimanipulasi, saling menjegal yang menciptakan kompetisi yang tidak sehat. Gunakanlah persaingan untuk memberikan inspirasi dan memacu semangat, bukan hanya media untuk melemparkan kritik.

Berikut ini dua contoh kalimat untuk memotivasi tetapi terdapat perbedaan makna di dalamnya:

Ana, kapan kamu mau membersihkan kamarmu sendiri? Kenapa sih kamu nggak seperti temanmu yang memiliki kamar yang bersih dan rapi?

Ana, apakah kamu menyenangi kamar Ria yang bersih? Kapan kamu mau bersih-bersih kamar lagi?

10. Upayakanlah kerjasama

Kerjasama di ini berarti melakukan sesuatu secara bersama-sama. Kebersamaan membangkitkan motivasi yang luar biasa karena semakin banyak yang ”menemani” maka semakin kuat tekad yang timbul.

11. Upayakan agar di dalam kelompok ada peluang untuk melawan.

Sewaktu memimpin sebuah kelompok yang memiliki beberapa orang anggota dengan sifat melawan, seorang pemimpin sekaligus motivator tidak selalu mengganggap kehadiran seorang pemberontak akan mematikan niat kita sebagai motivator mereka.

Sifat kontradiksi adalah alami dari manusia yang ingin membatasi kekuasaan pimpinan yang menentukan nasib mereka. Hal seperti ini dapat membawa angin positif karena pemberontak dapat berkembang menjadi pemikir yang bebas, kritis dan kreatif, memiliki pendapat sendiri dan berkemampuan untuk memimpin orang-orang.

Menghadapi para perusuh membutuhkan kiat-kiat tersendiri, misalnya berusahalah untuk selalu mencari tahu dan menerima tingkah laku mereka dalam batas wajar, mintalah pertolongan darinya, dan carilah sisi-sisi terbaik mereka. Tetapi jika menjadi sangat parah, Anda sebaiknya menggeser atau memecat orang tersebut.

Dengan demikian secara tidak langsung Anda telah menciptakan pemimpin-pemimpin baru yang akan mengerjakan tugas-tugas Anda di masa mendatang dan Anda sendiri dapat meninggalkan kelompok tersebut untuk naik ke jenjang yang lebih tinggi lagi.

12. Usahakanlah agar motivasi Anda tetap tinggi

Beberapa cara seorang motivator dapat memotivasi dirinya sendiri adalah: bergaullah dengan orang-orang yang berhasil dan berpikiran positif, awasi gagasan-gagasan yang masuk, manfaatkan sumber informasi, tingkatkanlah kemampuan dan keterampilan Anda dengan mengikuti kursus/ seminar, tingkatkan spiritualitas Anda.

Bentuk-bentuk motivasi

1. Teguran atau Kritik

Menegur berarti mengingatkan bila seseorang tidak mencapai standar agar dia dapat mencoba kembali mencapai standar tersebut. Di dalam menegur, seorang motivator harus dapat memperlihatkan kesalahan apa yang terjadi, memiliki cukup fakta dan disertai perasaan sang motivator, apakah marah, tersinggung ataupun frustasi.

Mengkritik adalah sebuah tindakan yang sulit kalau kita melihat prinsip-prinsip berkomunikasi yang diungkapkan oleh Dale Carnegie, yaitu jangan mengkritik, mencerca atau mengeluh sebaliknya berikan penghargaan yang jujur dan tulus. Jadi sebisa mungkin jangan menyampaikan kritik, tetapi berikan saran-saran berharga yang membangun.

2. Amarah

Amarah adalah emosi yang digunakan oleh pembicara-pembicara untuk memukau pendengarnya. Amarah seorang jenderal digunakan untuk membangkitkan kemarahan seluruh tentaranya untuk membangkitkan semangat juang seluruh tentaranya. Amarah seorang manajer untuk menegaskan kembali standar keunggulan mutu perusahaan.

3. Tantangan

Adalah target yang tidak mustahil untuk dilakukan dengan melihat keterbatasan-keterbatasan yang ada. Tantangan yang realistis mampu membangkitkan antuasisme dari staff / tim untuk memberikan performa terbaik yang semakin baik lagi.

4. Kecacatan tubuh

Di dalam buku-buku banyak yang mengisahkan orang-orang cacat yang berhasil berjaya di bidangnya. Sebagai contoh Andrea Bocelli, penyanyi suara tenor yang sangat terkenal meskipun tidak dapat melihat. Setelah memperoleh keberhasilan, mereka tidak tinggal diam tetapi selalu memotivasi orang lain apalagi yang mengalami cacat tubuh untuk terus berusaha mencapai keberhasilan dan tidak selalu melihat kekurangan yang mereka miliki.

5. Kepercayaan dan tanggung jawab

Buatlah orang tersebut merasa penting dan dibutuhkan oleh orang lain serta diperhatikan oleh orang lain termasuk Anda.

Secara umum, beberapa orang akan terpengaruh untuk berusaha jika diberikan tanggung jawab karena tanggung jawab adalah wujud otoritas untuk membuat perubahan atau mengambil keputusan. Lebih jauh lagi, memberikan tanggung jawab berarti memberikan kesempatan kepada seseorang untuk membuktikan kemampuannya.

6. Materi

Memberikan materi adalah untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia (Teori Maslow). Materi dapat berupa gaji yang pantas, fasilitas, kendaraan, rumah, dan lain sebagainya.

Motivasi di berbagai bidang

Þ Olahraga

Motivasi berupa latihan mental, khususnya kepada pemain-pemain muda untuk membentuk kepercayaan diri, keyakinan dan target untuk menjadi juara. Motivasi merupakan faktor nonteknis yang menentukan kondisi mental atlet di samping faktor nonteknis. Di dalam sebuah pertandingan, kehadiran pendukung memberikan keuntungan besar kepada atlet yang didukungnya.

Þ Perusahaan

Secanggih apa pun pengetahuan dari pemimpin puncaknya, dalam titik tertentu keberhasilan ditentukan oleh berapa besar motivasi kerja dari seluruh karyawan dari perusahaan tersebut. Motivasi kerja tersebut ditunjukkan dengan penampilan yang prima untuk perusahaan.

Þ Ketentaraan

Dalam setiap pertempuran, kehadiran seorang pemimpin perang yang disegani memberikan motivasi tempur yang tinggi kepada setiap tentara yang dipimpinnya.

Penutup

Dengan menjadi seorang motivator, kita dapat memperoleh keuntungan - keuntungan seperti kerja sama tim, jiwa kepemimpinan dan motivasi diri yang lebih kuat.

Seseorang yang memberikan motivasi kepada teman-teman, kerabat, rekan kerja membuat dunia ini akan menjadi tempat hidup yang lebih baik

Oleh Rollam Handerson

8 (Delapan) ETOS PENDONGKRAK GAIRAH KERJA !! (Jangan Cuma “5-Ng”)

Hidup hanya menyediakan dua pilihan: mencintai pekerjaan atau mengeluh setiap hari. Jika tidak bisa mencintai pekerjaan, maka kita hanya akan memperoleh “5-ng”: ngeluh, ngedumel, ngegosip, ngomel, dan ngeyel.

Punya masalah dengan semangat kerja? Jangan gundah gulana, Anda tidak sendirian. Banyak orang lain yang punya problem serupa. Namun, bukan tidak ada solusinya!

Hampir semua orang pernah mengalami gairah kerjanya melorot. “Itu lumrah,” kata Jansen Sinamo, ahli pengembangan sumber daya manusia dari Institut Darma Mahardika, Jakarta. Meski lumrah, “impotensi” kerja harus diobati.

Cara terbaik untuk mengatasinya, menurut Jansen, dengan langsung membenahi pangkal masalahnya, yaitu motivasi kerja. Itulah akar yang membentuk etos kerja. Secara sistematis, Jansen memetakan motivasi kerja dalam konsep yang ia sebut sebagai “Delapan Etos Kerja Profesional”. Sejak 1999, ia aktif mengampanyekan gagasan itu lewat berbagai pelatihan yang ia lakukan.

Memahat yang tak terlihat

Etos pertama: kerja adalah rahmat.

Apa pun pekerjaan kita, entah pengusaha, pegawai kantor, sampai buruh kasar sekalipun, adalah rahmat dari Tuhan. Anugerah itu kita terima tanpa syarat, seperti halnya menghirup oksigen dan udara tanpa biaya sepeser pun.

Bakat dan kecerdasan yang memungkinkan kita bekerja adalah anugerah. Dengan bekerja, setiap tanggal muda kita menerima gaji untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Dengan bekerja kita punya banyak teman dan kenalan, punya kesempatan untuk menambah ilmu dan wawasan, dan masih banyak lagi. Semua itu anugerah yang patut disyukuri. Sungguh kelewatan jika kita merespons semua nikmat itu dengan bekerja ogah-ogahan.

Etos kedua: kerja adalah amanah.

Apa pun pekerjaan kita, pramuniaga, pegawai negeri, atau anggota DPR, semua adalah amanah. Pramuniaga mendapatkan amanah dari pemilik toko. Pegawai negeri menerima amanah dari negara. Anggota DPR menerima amanah dari rakyat. Etos ini membuat kita bisa bekerja sepenuh hati dan menjauhi tindakan tercela, misalnya korupsi dalam berbagai bentuknya.

Etos ketiga: kerja adaah panggilan.

Apa pun profesi kita, perawat, guru, penulis, semua adalah darma. Seperti darma Yudistira untuk membela kaum Pandawa. Seorang perawat memanggul darma untuk membantu orang sakit. Seorang guru memikul darma untuk menyebarkan ilmu kepada para muridnya. Seorang penulis menyandang darma untuk menyebarkan informasi tentang kebenaran kepada masyarakat. Jika pekerjaan atau profesi disadari sebagai panggilan, kita bisa berucap pada diri sendiri, “I’m doing my best!” Dengan begitu kita tidak akan merasa puas jika hasil karya kita kurang baik mutunya.

Etos keempat: kerja adalah aktualisasi.

Apa pun pekerjaan kita, eutah dokter, akuntan, ahli hukum, semuanya bentuk aktualisasi diri. Meski kadang membuat kita lelah, bekerja tetap merupakan cara terbaik untuk mengembangkan potensi diri dan membuat kita merasa “ada”. Bagaimanapun sibuk bekerja jauh lebih menyenangkan daripada duduk bengong tanpa pekenjaan.

Secara alami, aktualisasi diri itu bagian dari kebutuhan psikososial manusia. Dengan bekerja, misalnya, seseorang bisa berjabat tangan dengan rasa pede ketika berjumpa koleganya. “Perkenalkan, nama saya Miftah, dari Bank Kemilau.” Keren ‘kan?

Etos kelima: kerja itu ibadah.

Tak peduli apa pun agama atau kepercayaan kita, semua pekerjaan yang halal merupakan ibadah. Kesadaran ini pada gilirannya akan membuat kita bisa bekerja secara ikhlas, bukan demi mencari uang atau jabatan semata. Jansen mengutip sebuah kisah zaman Yunani kuno seperti ini:

Seorang pemahat tiang menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk mengukir sebuah puncak tiang yang tinggi. Saking tingginya, ukiran itu tak dapat dilihat langsung oleh orang yang berdiri di samping tiang. Orang-orang pun bertanya, buat apa bersusah payah membuat ukiran indah di tempat yang tak terlihat? Ia menjawab, “Manusia memang tak bisa menikmatmnya. Tapi Tuhan bisa melihatnya.” Motivasi kerjanya telah berubah menjadi motivasi transendental.

Warisan tak ternilai

Etos keenam: kerja adalah seni.

Apa pun pekerjaan kita, bahkan seorang peneliti pun, semua adalah seni. Kesadaran ini akan membuat kita bekerja dengan enjoy seperti halnya melakukan hobi. Jansen mencontohkan Edward V Appleton, seorang fisikawan peraih nobel. Dia mengaku, rahasia keberhasilannya meraih penghargaan sains paling begengsi itu adalah karena dia bisa menikmati pekerjaannya.

“Antusiasmelah yang membuat saya mampu bekerja berbulan-bulan di laboratorium yang sepi,” katanya. Jadi, sekali lagi, semua kerja adalah seni. Bahkan ilmuwan seserius Einstein pun menyebut rumus-rumus fisika yang njelimet itu dengan kata sifat beautiful.

Etos ketujuh: kerja adalah kehormatan.

Seremeh apa pun pekerjaan kita, itu adalah sebuah kehormatan. Jika bisa menjaga kehormatan dengan baik, maka kehormatan lain yang lebih besar akan datang kepada kita.

Jansen mengambil contoh etos kerja Pramoedya Ananta Toer. Sastrawan Indonesia kawakan ini tetap bekerja (menulis), meskipun ia dikucilkan di Pulau Buru yang serba terbatas. Baginya, menulis merupakan sebuah kehormatan. Hasilnya, kita sudah mafhum. Semua novelnya menjadi karya sastra kelas dunia.

Etos kedelapan: kerja adalah pelayanan.

Apa pun pekerjaan kita, pedagang, polisi, bahkan penjaga mercu suar, semuanya bisa dimaknai sebagai pengabdian kepada sesama.

Pada pertengahan abad ke-20 di Prancis, hidup seorang lelaki tua sebatang kara karena ditinggal mati oleh istri dan anaknya. Bagi kebanyakan orang, kehidupan seperti yang ia alami mungkin hanya berarti menunggu kematian. Namun bagi dia, tidak. Ia pergi ke lembah Cavennen, sebuah daerah yang sepi. Sambil menggembalakan domba, ia memunguti biji oak, lalu menanamnya di sepanjang lembah itu. Tak ada yang membayarnya. Tak ada yang memujinya. Ketika meninggal dalam usia 89 tahun, ia telah meninggalkan sebuah warisan luar biasa, hutan sepanjang 11 km! Sungai-sungai mengalir lagi. Tanah yang semula tandus menjadi subur. Semua itu dinikmati oleh orang yang sama sekali tidak ia kenal.

Di Indonesia semangat kerja serupa bisa kita jumpai pada Mak Eroh yang membelah bukit untuk mengalirkan air ke sawah-sawah di desanya di Tasikmalaya, Jawa Barat. Juga pada diri almarhum Munir, aktivis Kontras yang giat membela kepentingan orang-orang yang teraniaya.

“Manusia diciptakan oleh Yang Maha Kuasa dengan dilengkapi keinginan untuk berbuat baik,” kata Jansen. Dalam bukunya Ethos21, ia menyebut dengan istilah rahmatan lii alamin (rahmat bagi sesama).

Pilih cinta atau kecewa

* Menurut Jansen, kedelapan etos kerja yang ia gagas itu bersumber pada kecerdasan emosional spiritual. Ia menjamin, semua konsep etos itu bisa diterapkan di semua pekerjaan.

“Asalkan pekerjaan yang halal,” katanya. “Umumnya, orang bekerja itu ‘kan hanya untuk nyari gaji. Padahal pekerjaan itu punya banyak sisi,” katanya.

Kerja bukan hanya untuk mencari makan, tetapi juga mencari makna. Rata-rata kita menghabiskan waktu 30 - 40 tahun untuk bekerja. Setelah itu pensiun, lalu manula, dan pulang ke haribaan Tuhan. “Manusia itu makhluk pencari makna. Kita harus berpikir, untuk apa menghabiskan waktu 40 tahun bekerja. Itu ‘kan waktu yang sangat lama,” tambahnya.

Ada dua aturan sederhana supaya kita bisa antusias pada pekerjaan. Pertama, mencari pekerjaan yang sesuai dengan minat dan bakat. Dengan begitu, bekerja akan terasa sebagai kegiatan yang menyenangkan.

Jika aturan pertama tidak bisa kita dapatkan, gunakan aturan kedua: kita harus belajar mencintai pekerjaan. Kadang kita belum bisa mencintai pekerjaan karena belum mendalaminya dengan benar. “Kita harus belajar mencintai yang kita punyai dengan segala kekurangannya,” kata sarjana Fisika ITB yang lebih suka dengan dunia pelatihan sumber daya manusia ini.

Hidup hanya menyediakan dua pilihan: mencintai pekerjaan atau mengeluh setiap hari. Jika tidak bisa mencintai pekerjaan, maka kita hanya akan memperoleh “5-ng”: ngeluh, ngedumel, ngegosip, ngomel, dan ngeyel. Jansen mengutip filsuf Jerman, Johann Wolfgang von Goethe, “It’s not doing the thing we like, but liking the thing we have to do that makes life happy.”

“Dalam hidup, kadang kita memang harus melakukan banyak hal yang tidak kita sukai. Tapi kita tidak punya pilihan lain. Tidak mungkin kita mau enaknya saja. Kalau suka makan ikan, kita harus mau ketemu duri,” ujar pria yang kerap disebut sebagai Guru Etos ini.

Dalam dunia kerja, duri bisa tampil dalam berbagai macam bentuk. Gaji yang kecil, teman kerja yang tidak menyenangkan, atasan yang kurang empatik, dan masih banyak lagi. Namun, justru dari sini kita akan ditempa untuk menjadi lebih berdaya tahan.

Bukan gila kerja

* Dalam urusan etos kerja, bangsa Indonesia sejak dulu dikenal memiliki etos kerja yang kurang baik.

Di jaman kolonial, orang-orang Belanda sampai menyebut kita dengan sebutan yang mengejek, in lander pemalas. Ini berbeda dengan, misalnya, etos Samurai yang dimiliki bangsa Jepang. Mereka terkenal sebagai bangsa pekerja keras dan ulet.

Namun, Jansen menegaskan, pekerja keras sama sekali berbeda dengan workaholic. Pekerja keras bisa membatasi diri, dan tahu kapan saatnya menyediakan waktu untuk urusan di luar kerja. Sementara seorang workaholic tidak. Dalam pandangan Jansen, kondisi kerja yang menyenangkan adalah kerja bareng semua pihak. Bukan hanya bawahan, tapi juga atasan.

Sering seorang atasan mengharapkan bawahannya bekerja keras, sementara ia sendiri secara tidak sengaja melakukan sesuatu yang melunturkan semangat kerja bawahan. Jansen memberi contoh, atasan yang mengritik melulu jika bawahan berbuat keliru, tapi tak pernah memujinya jika ia menunjukkan prestasi.

Secara manusiawi hal itu akan menyebabkan bawahan kehilangan semangat bekerja. Buat apa bekerja keras, toh hasil kerjanya tak akan dihargai. Ingat, pada dasarnya manusia menyukai reward.

Konosuke Matsushita, pendiri perusahaan Matsushita Electric Industrial (MET) punya teladan yang bagus. Pada zaman resesi dunia tahun 1929-an, pertumbuhan ekonomi Jepang anjiok tajam. Banyak perusahaan mem-PHK karyawan. MEI pun terpaksa memangkas produksi hingga separuhnya. Namun, Matsushita menjamin tak ada satu karyawan pun yang bakal terkena PHK.

Sebagai gantinya, ia mengajak semua karyawan bekerja keras. Karyawan-karyawan bagian produksi dilatih untuk menjual. Hasilnya benar-benar ruarrr biasa. Mereka bisa berubah menjadi tenaga marketing andal, yang membuat Matsushita menjadi salah satu perusahaan terkuat di Jepang.

Bagaimana dengan Rekan - Rekan EPS ?

BRAVO EPS

10 (Sepuluh) TIPS UNTUK MEMBANTU KAMU DALAM MENGERJAKAN UJIAN

1. Datanglah dengan persiapan yang matang dan lebih awal.

Bawalah semua alat tulis yang kamu butuhkan, seperti pensil, pulpen, kalkulator, kamus, jam (tangan), penghapus, tip ex, penggaris, dan lain-lainnya. Perlengkapan ini akan membantumu untuk tetap konsentrasi selama mengerjakan ujian.

2. Tenang dan percaya diri.

Ingatkan dirimu bahwa kamu sudah siap sedia dan akan mengerjakan ujian dengan baik.

3. Bersantailah tapi waspada.

Pilihlah kursi atau tempat yang nyaman untuk mengerjakan ujian. Pastikan kamu mendapatkan tempat yang cukup untuk mengerjakannya. Pertahankan posisi duduk tegak.

4. Preview soal-soal ujianmu dulu (bila ujian memiliki waktu tidak terbatas).

Luangkan 10% dari keseluruhan waktu ujian untuk membaca soal-soal ujian secara mendalam, tandai kata-kata kunci dan putuskan berapa waktu yang diperlukan untuk menjawab masing-masing soal. Rencanakan untuk mengerjakan soal yang mudah dulu, baru soal yang tersulit. Ketika kamu membaca soal-soal, catat juga ide-ide yang muncul yang akan digunakan sebagai jawaban.

5. Jawab soal-soal ujian secara strategis.

Mulai dengan menjawab pertanyaan mudah yang kamu ketahui, kemudian dengan soal-soal yang memiliki nilai tertinggi. Pertanyaan terakhir yang seharusnya kamu kerjakan adalah :

== Soal paling sulit

== Yang membutuhkan waktu lama untuk menulis jawabannya

== Memiliki nilai terkecil

6. Ketika mengerjakan soal-soal pilihan ganda, ketahuilah jawaban yang harus dipilih/ditebak.

Mula-mula, abaikan jawaban yang kamu tahu salah. Tebaklah selalu suatu pilihan jawaban ketika tidak ada hukuman pengurangan nilai, atau ketika tidak ada pilihan jawaban yang dapat kamu abaikan. Jangan menebak suatu pilihan jawaban ketika kamu tidak mengetahui secara pasti dan ketika hukuman pengurangan nilai digunakan. Karena pilihan pertama akan jawabanmu biasanya benar, jangan menggantinya kecuali bila kamu yakin akan koreksi yang kamu lakukan.

7. Ketika mengerjakan soal ujian esai, pikirkan dulu jawabannya sebelum menulis.

Buat kerangka jawaban singkat untuk esai dengan mencatat dulu beberapa ide yang ingin kamu tulis. Kemudian nomori ide-ide tersebut untuk mengurutkan mana yang hendak kamu diskusikan dulu.

8. Ketika mengerjakan soal ujian esai, jawab langsung poin utamanya.

Tulis kalimat pokokmu pada kalimat pertama. Gunakan paragraf pertama sebagai overview esaimu. Gunakan paragraf-paragraf selanjutnya untuk mendiskusikan poin-poin utama secara mendetil. Dukung poinmu dengan informasi spesifik, contoh, atau kutipan dari bacaan atau catatanmu.

9. Sisihkan 10% waktumu untuk memeriksa ulang jawabanmu.

Periksa jawabanmu; hindari keinginan untuk segera meninggalkan kelas segera setelah kamu menjawab semua soal-soal ujian. Periksa lagi bahwa kamu telah menyelesaikan semua pertanyaan. Baca ulang jawabanmu untuk memeriksa ejaan, struktur bahasa dan tanda baca. Untuk jawaban matematika, periksa bila ada kecerobohan (misalnya salah meletakkan desimal). Bandingkan jawaban matematikamu yang sebenarnya dengan penghitungan ringkas.

10. Analisa hasil ujianmu.

Setiap ujian dapat membantumu dalam mempersiapkan diri untuk ujian selanjutnya. Putuskan strategi mana yang sesuai denganmu. Tentukan strategi mana yang tidak berhasil dan ubahlah. Gunakan kertas ujian sebelumnya ketika belajar untuk ujian akhir.

Kiat Menghadapi Rendah Diri

Rendah diri adalah suatu kondisi dimana seseorang tidak dapat menghargai dan menerima diri sendiri sejajar dengan orang lain, merasa ada hambatan dalam segala hal, dan dirinya merasa punya kekurangan.

Banyak masalah yang dialami oleh remaja yang berasal dari keadaan rasa rendah diri. Masalah-masalah tersebut antara lain: membolos, penyalahgunaan zat/obat terlarang, kenakalan remaja, kriminalitas, dan lain-lain. Rasa rendah diri dapat terjadi sejak usia anak-anak dan dapat muncul juga ketika remaja. Untuk itu keadaan rasa rendah diri ini perlu mendapatkan perhatian yang serius oleh karena penanganan yang tepat dapat menghindarkan remaja dari problem kegagalan masa depan.

CIRI-CIRI RASA RENDAH DIRI

  1. kesepian, tertekan, dan tidak bahagia
  2. sukar bergaul dengan orang lain
  3. takut ditolak orang
  4. mendekati orang terlalu hati-hati sehingga berkesan terlalu kaku dan formil
  5. bertindak kaku seakan-akan sadar akan keadaan dirinya yang begitu banyak kelemahan
  6. curiga pada orang lain
  7. tidak percaya bahwa dirinya memiliki kelebihan
  8. kesulitan untuk tampil dimuka umum

RENDAH DIRI PADA REMAJA

Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, yaitu antara umur 11-21 tahun. Pada masa ini hampir selalu merupakan masa-masa sulit bagi remaja, pendidik maupun orang tua. Remaja mulai menyampaikan kebebasan dan haknya untuk mengemukakan pendapatnya sendiri. Hal tersebut dapat menimbulkan ketegangan dan perselisihan, sehingga dapat menjauhkan diri dari keluarganya. Jadi suatu keadaan yang tidak dapat memberikan rasa percaya diri pada remaja menimbulkan rasa rendah diri pada remaja tersebut.

Untuk mengatasi rasa rendah diri maka sebaiknya remaja dapat mengembangkan konsep diri yang sehat. Yaitu dengan cara:

  1. Belajar tentang diri sendiri.
    Belajar tentang diri sendiri dapat dilakukan dengan melihat sifat-sifat kelebihan dan kekurangan yang ada pada diri sendiri. Sifat-sifat tersebut dapat kita tanyakan pada orang-orang di sekitar kita. Jika menurut kita ada pendapat dari orang-orang tentang kita yang kurang benar, maka kita jangan terpengaruh. Setelah kita tahu kelemahan dan kelebihan kita maka kita dapat lebih tahu siapa diri kita yang sebenarnya.
  2. Belajar peka terhadap saran dan kritik dari orang lain tentang diri kita sehingga kita makin kaya akan pengenalan diri kita sendiri.
  3. Mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin.
  4. Menerima dan mengakui diri sebagai manusia biasa dengan segala kekurangan dan kelebihan serta kekurangannya.
  5. Berpikir positif tentang diri kita dan orang lain.
  6. Bergaul dengan banyak teman.
  7. Mengikuti kegiatan-kegiatan positif dalam usaha menemukan bakat-bakat kita.
Tentu saja dalam mengatasi keadaan rendah diri ini tidak semudah orang membalik telapak tangan tetapi perlu proses yang panjang (dapat bertahun-tahun). Tetapi orang yang memiliki kemauan kuat untuk berubah pasti akan berubah karena kepribadian kita bersifat dinamis.

Anda dapat mendownloadnya disini